Seorang wanita bijak sedang berjalan-jalan dengan muridnya yang masih muda. Tiba-tiba, seorang lelaki pemarah berkusi roda datang menuju ke arah mereka dengan sangat cepat dan tergesa-gesa, dan seenaknya mendorong wanita yang menghalangi jalannya itu. Wanita itu terjatuh ke area rerumputan yang sangat berlumpur.
Kemudian sang wanita berteriak kepada lelaki berkusi roda itu, “Semoga kamu mendapatkan semua yang kamu hendaki!” Si anak muda, tercengang atas respon wanita bijak, berkata padanya: “Aku bingung. Aku tidak mengerti, mengapa kamu berkata seperti itu kepada lelaki yang berkelakuan buruk seperti tadi?” Wanita bijak pun menjawab, “Karena seorang lelaki yang bahagia tidak akan pernah seenaknya mendorong seorang wanita ke tanah berlumpur.”
Apakah anda setuju dengan jawaban si wanita bijak? Berikut adalah 8 strategi untuk melepaskan anda dari rasa sakit hati dan ingin balas dendam dalam situasi yang sangat tidak menyenangkan sekalipun, dengan cara melepaskan pengampunan. Mulailah hari ini!
1.Panjatkan Doa
Setiap kali perasaan marah kepada seseorang mulai memasuki pikiran anda, katakana pada diri anda sendiri: “Kita semua adalah orang baik dan menyenangkan, yang kadang-kadang bisa kehilangan arah.” Berdoalah bagi orang tersebut untuk menemukan kembali jalannya ke arah yang lebih menyenangkan – cara yang sama seperti sang wanita bijak yang mendoakan lelaki yang menabraknya
2.Fokus Untuk Mengucap Syukur
Berusahalah untuk tidak mencari kebahagiaan dari luar ke dalam. Sebaliknya, belajarlah untuk mengucap syukur agar anda mendapat kebahagian yang berasal dari dalam (jiwa, hati and pikiran) ke luar. Bila anda mengijinkan kebahagiaan datang hanya pada saat terjadi hal-hal menyenangkan diluar dugaan anda, maka kebahagiaan itu akan selamanya menjadi perasaan yang berubah-ubah dan tidak pernah tinggal diam dalam diri anda. Kebahagiaan harus selalu muncul dari dalam! Saat anda terpacu untuk fokus kepada segala kesalahan dan ketidakberuntungan anda di dunia, segera tinggalkan itu semua, dan mulailah menghitung berkat-berkat anda dengan cara menuliskan 5 aspek dalam hidup yang anda hargai. Adalah sebuah kebiasaan yang baik untuk dengan sengaja mengakhiri hari anda dengan cara seperti ini untuk tetap fokus.
3.Carilah Apa Yang Bisa Anda Pelajari
Banyak orang Buddha menganggap kesulitan atau masalah besar sebagai tanda bahwa mereka sudah tua dan berpengalaman – semakin besar problemnya, semakin dekat kepada adanya pencerahan. Percaya atau tidak, mengubah pandangan anda bahwa hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup anda hanyalah sebuah tes untuk menilai karakter anda, adalah langkah yang menggembirakan. Jika anda merasa tertantang untuk melakukan hal baik sekarang, bertanyalah pada diri anda apa yang menantang anda. Kesabaran? Rasa simpati? Kemampuan untuk bertahan? Pengampunan? Pikiran yang terbuka? Nilai-nilai positif apa yang harus anda kembangkan lebih lanjut? Mulailah sekarang sebelum terlambat!
4.Jaga Cara Pandang Anda
Jika anda sedang mengarungi waktu dan tantangan yang berat, ingatlah bahwa masalah itu hanyalah sebagian kecil dari hidup anda – bukan hidup anda seluruhnya. Adalah sebuah hal yang baik bagi anda untuk terus-menerus ingat akan cara pandang ini – “ini hanyalah sebagian, bukan seluruh hidup saya”, sehingga anda tidak akan membiarkan masalah itu benar-benar menguasai anda. Ingatlah lagu ini: “The best is yet to come!” – yang terbaik bagi anda akan segera datang!
5.Belajarlah Dari Pengalaman
Kembangkanlah cara pikir “murid, bukan korban”, yaitu untuk mempelajari sesuatu dari ketidakberuntungan anda, dan bukan meratapi nasib anda yang dirugikan. Berjanjilah kepada diri anda bukan hanya untuk melepaskan diri dari situasi dimana emosi anda menjadi buruk dan tidak terkendali, tetapi juga mencegah dan menghindari situasi yang sama kedepannya.
6.Tinggalkan Dendam Anda
Ingatlah sebuah quote luar biasa dari Carrie Fisher ini: “Dendam adalah racun yang kau minum, dengan harapan bahwa orang lainlah yang akan meninggal”. Sadarilah bahwa saat anda dendam kepada seseorang, anda bukan hanya menyakiti diri anda sendiri, tetapi juga mengijinkan orang itu mengontrol emosi anda – dan anda tidak mau melakukan hal ini.
7.Tetap Pada Pendirian
Jika anda membalas kebencian dengan kebencian, kemarahan dengan kemarahan, kepahitan dengan kepahitan, anda sebenarnya mulai menjadi bagian dari masalah tersebut. Pilihlah untuk tidak menjadi seperti mereka, dan berusahalah untuk tetap menjadi orang yang mencintai sesama, peduli sesama, dan selalu bahagia.
8.Membalas Dendam Dengan Cara Positif
Cara terbaik untuk membalas dendam adalah untuk hidup sukses dan bahagia. Latihlah diri anda untuk secara konsisten memiliki pikiran dan perbuatan yang baik dna positif, maka energy dari dalam diri anda akan menarik lebih banyak lagi orang baik dan hasil yang baik juga. Seperti yang dikatakan Albert Einstein, “Anda tidak bisa memecahkan suatu masalah dengan cara menempatkan diri anda dalam energi negative, dimana masalah itu muncul.” Jadi, untuk selalu fokus pada pikiran yang positif, ulangi perkataan ini sepanjang hari anda: “Mengasihi, mengampuni, melupakan, dan berdamailah
"Hidup adalah doa yang panjang" kurang lebih begitulah potongan sajak Bpk Sapardi Djoko Damono.
BalasHapusAda banyak siratan yang baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan posting mbak dita, tapi dari kacamata saya point satu dan dua sejalan dengan quote diatas.
Bagaimanapun titik 0 perlakuan seorang manusia adalah DOA. Doa yang akhirnya menuntun manusia bergerak menjadi 1,2,3,4,5,6, dan seterusnya.
Semoga kita jadi insan yang senantiasa memanjatkan doa yang baik dengan tulus pada siapapun dalam kehidupan ini. Yang akhirnya bermuara pada kebaikan hati, salah satunya adalah "Mudah Memaafkan Kesalahan" :)